Pentingnya Memiliki Etika Dan Kesadaran Diri Dalam Bersosialisasi

Penting untuk kita belajar menjadi orang yang tahu diri, tahu berterima kasih. Jangan merepotkan apalagi merugikan orang lain. Saat ada yang berbuat baik pada anda, jangan lupa berterima kasih. Jika anda menumpang di tempat orang, harus tahu diri. Jangan merepotkan, dan jaga sikap. Mungkin jika mengatakan ini rasanya, ah semua orang juga sudah tahu. Tapi banyak orang sekedar tahu tapi tidak dilakukan. Jadi perlu diulang-ulang.

Pentingnya Memiliki Etika Dan Kesadaran Diri Dalam Bersosialisasi

Pada dasarnya orang-orang sudah sadar mana yang baik dan tidak. Mana yang harus dilakukan dan tidak. Ada orang yang melakukannya. Tapi ada juga orang dengan sadar diri. Dengan kesadaran 100%, tidak melakukan itu. Karena sudah nyaman di layani, nyaman di baikin, sehingga merasa tidak perlu memasang topeng, atau tidak perlu usaha lebih. Jadi keenak, dan tidak tahu diri. Ini yang sangat bahaya, tapi banyak dilakukan oleh orang-orang. Ingat, orang baik pun ada batasnya. Orang baik bukan orang bodoh.

Mereka baik, mereka menilai. Jadi berhati-hatilah, saat orang baik, menjadi tegas dan keras sekatu-waktu. Menjadi marah sewaktu-waktu. Jika mereka sudah sampai di tahap itu, berarti mereka sudah di batas kesabaran. Dan anda harus tahu diri. Dan bersiap di black list dari list mereka. Dan pada akhirnya akan ada penyesalan. Karena anda menyia-nyiakan orang baik di hidup anda. Dia bisa memaafkan. Tapi untuk menjadi seperti awal, sudah tidak mungkin. Pasti akan perubahan, dan dia akan memasang batasan. Dan anda akan merasa sakit akan itu. Jadi belajarlah menjadi orang tahu diri.

Tahu tempat. Jika bertamu di tempat orang, jagalah kebersihan. Jangan buat kegaduhan. Apalagi anda sudah diterima baik-baik di tempatnya. Jika anda melakukan seenaknya anda, pada akhirnya tidak ada orang yang  mau menerima anda dan respect pada anda. Untuk itu penting sekali belajar etika, dan melaksanakannya. Praktekan etika itu. Tidak hanya pada orang yang lebih tua, orang asing. Tapi orang yang sebaya bahkan lebih muda dari kita. Bahkan jika sudah dekat sekali dengan kita, jangna lupa etika tetap dijalankan.