Sayangnya, nggak kayak sandwich yang sandwich itu berat. enak, jadi generasi
Ya, iyalah. Gimana gak berat? Ibarat isi sandwich yang ada di tengah dan diapit dua roti, si generasi ini harus menanggung biaya hidup anak dan orang tua.
Belum lagi, kalau misalnya masih ada saudara lain yang kudu dibantu. Misalnya adik yang belum lulus kuliah, sementara orang tua sudah gak kerja lagi. Ya mau nggak mau, kudu dibantuin kan?
Kalau mau ditelusuri, salah satu penyebab terbesar munculnya generasi sandwich ini adalah gagalnya pengelolaan finansial orang tua, terutama dalam hal persiapan pensiun.
Nah, mengapa bisa persiapan pensiun ini bisa gagal, ya bisa macem-macem lagi penyebabnya.
Ini tanpa bermaksud menyalahkan generasi sebelumnya loh ya. Karena, di masa ortu kita, kan akses ke produk finansial juga belum kayak sekarang.
Lagian di Indonesia, ada semacam tradisi turun temurun. Ketika orang tua sudah bersusah payah membesarkan kita, menyekolahkan kita, mengusahakan apa pun yang terbaik untuk kita, maka sudah sewajarnya kita membalas budi mereka.
Padahal ya, sebenarnya soal membesarkan anak, memberinya pendidikan, itu kan sudah jadi kewajiban orang tua, yang datang bersamaan dengan rencana punya anak kan?
Tradisi seperti ini diturunkan sejak dulu, gak pernah terputus. Dan, sampailah ke kita. Untungnya, kita sekarang mudah mengakses produk keuangan, edukasi pun bisa lebih luas.
Sebenarnya, menjadi generasi sandwich itu gak salah kok. Mau membalas budi ortu itu kan juga jadi hal yang bagus banget.
Tapi, kalau gak dikelola dengan baik, ya bebannya tambah berat.
Apalagi kalau terus punya anak, dan anaknya juga tumbuh besar, lalu punya anak lagi, dan kebutuhan pun semakin meningkat. Makin tertekanlah si generasi sandwich itu di tengah-tengah.
Kalau nggak kuat, ya kayak sandwich yang gede dan dipaksakan masuk ke mulut kita. Isinya langsung tumpah ke mana-mana.
Jadi, apa nih yang bisa dilakukan buat meringankan beban si sandwich? Ya, ibaratnya sandwich kan bisa diiris-iris jadi bagian kecil.
Tujuannya, supaya semua unsurnya bisa masuk ke mulut, dengan rapi, gak belepotan, dan akhirnya bisa kita cerna dengan baik.
Keuangan si generasi sandwich ini juga kudu dikelola, dibagi-bagi ke dalam anggaran sesuai kebutuhan keseluruhan.