Sering mengalami “sleep call” atau disebut juga “sleep paralysis” adalah gangguan tidur yang cukup umum dan menakutkan. Sleep paralysis terjadi ketika seseorang merasa terjaga atau sadar secara sadar, tetapi tidak dapat bergerak atau berbicara. Hal ini seringkali disertai oleh perasaan tertekan dan kehadiran atau sensasi aneh yang tidak dapat dijelaskan.
Sleep paralysis terjadi saat tidur mengalami gangguan dalam memindahkan antara tahap tidur REM (Rapid Eye Movement) dan tahap tidur non-REM. Saat tidur REM, otak aktif dan mimpi terjadi, sementara pada tahap tidur non-REM, tubuh dalam keadaan tidur yang lebih dalam dan relaks. Sleep paralysis terjadi ketika seseorang terbangun dari tidur REM, tetapi otot-otot tubuh tetap dalam keadaan rileks sehingga tidak dapat bergerak.
Beberapa faktor yang dapat menyebabkan seseorang lebih rentan mengalami sleep paralysis adalah:
1. Kurang Tidur atau Gangguan Tidur: Kurang tidur, insomnia, atau gangguan tidur lainnya dapat meningkatkan risiko mengalami sleep paralysis.
2. Gangguan Mental atau Kesehatan Mental: Sleep paralysis sering dikaitkan dengan gangguan mental seperti kecemasan, depresi, dan gangguan stres pascatrauma (PTSD).
3. Gangguan Kejiwaan: Beberapa gangguan kejiwaan seperti sleep apnea dan narcolepsy juga dapat menyebabkan sleep paralysis.
4. Menggunakan Obat-obatan atau Narkotika: Penggunaan obat-obatan atau narkotika tertentu, terutama yang mempengaruhi tidur dan kesadaran, dapat memicu sleep paralysis.
5. Gangguan Tidur pada Keluarga: Sleep paralysis juga bisa bersifat genetik dan dapat terjadi dalam keluarga.
6. Stres dan Kelelahan: Tingkat stres yang tinggi dan kelelahan fisik dapat mempengaruhi pola tidur dan meningkatkan risiko sleep paralysis.
Meskipun sleep paralysis sendiri tidak berbahaya dan biasanya berlangsung hanya beberapa detik hingga beberapa menit, pengalaman tersebut dapat sangat menakutkan dan menimbulkan ketidaknyamanan. Orang yang sering mengalami sleep paralysis dapat merasa cemas dan takut untuk tidur, yang dapat mempengaruhi kualitas tidur mereka secara keseluruhan.
Jika Anda mengalami sleep paralysis secara teratur atau jika hal tersebut mengganggu tidur dan kesehatan Anda secara keseluruhan, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter atau spesialis tidur. Dokter dapat melakukan evaluasi kesehatan Anda, mencari tahu penyebab sleep paralysis, dan memberikan penanganan yang sesuai untuk mengatasi gangguan tidur ini.
Beberapa cara yang dapat membantu mengurangi risiko sleep paralysis adalah dengan menjaga pola tidur yang teratur dan cukup, mengelola stres dengan baik, dan menghindari penggunaan obat-obatan atau narkotika yang dapat mempengaruhi tidur. Melakukan teknik relaksasi seperti meditasi atau yoga juga dapat membantu mengurangi kecemasan dan gangguan tidur.