Rokok Elektrik atau orang sering menyebutnya dengan istilah vape, di yakini lebih aman daripada rokok bakar yang di jual bebas di kios maupun supermarket yang berada di sekitar masyarakat. Dimana kebanyakan masayarakat banyak percaya mengenai hal tersebut, dan banyak beralih ke vape dan banyak juga di jadikan pendamping rokok bakar untuk mengurangi resiko yang di timbulkan dari rokok bakar tersebut.
Dan semakin mahalnya juga rokok bakar yang sekarang ini banyak di konsumsi terutama oleh kaum pria, seiring dengan mahalnya rokok konvensional juga berdampak dengan semakin mahalnya juga harga liquid dari rokok elektik tersebut.
Di samping faktor di atas, dua pilihan dia tasw juga masing-masing juga memiliki dampak resiko berbahaya juga bagi tubuh kita, jika kita konsumsi secara terus menerus.
Berdasarkan penelitian yang telah di lakukan oleh para dokter Children’s National Hospital di US Washington DC, telah menemukan kasus bahwa seorang gadis remaja yang tenggorokannya membengkak, dan dokterpun menyimpulkan bahwa kondisi tersebut di sebabkan karena kebiasaannya dalam mengkonsumsi vaping atau rokok elektrik.
Pada kasus itu, remaja tersebut datang kepada dokter setelah suaranya menjadi serak dan terasa agak sakit, seperti ada yang aneh di dalam tenggorokannya dan membuatnya sangat terganggu oleh hal tersebut.
Untuk awal kecurigaan dokter hanya mengira bahwa hal tersebu terjadi karena alergi biasa, akan tetapi setelah dokter memberikan obat anthistamin untuk alergi pada tenggorokan, kondisi remaja wanita itu tak kunjung membaik juga, hal tersebut membuat dokter curiga mengenai kondisi tenggorokan remaja itu dan merujuknya untuk ke rumah sakit, untuk di tangani lebih lanjut.
Setelah melakukan berbagai pengujian yang sangat mendalam hasil menunjukkan bahwa remaja tersebut positif terinfeksi dengan jamur, bakteri ataupun virus. Akan tetapi setelah dokter menanyakan lebih mendalam mengenai sakit tenggorokannya remaja itu mengakui bahwa ia memiliki kebiasaan menggunakan rokok elektrik atau vaping selama berbulan-bulan saja, sampai pada akhirnya dia merasakan keluhan mengenai tenggorokannya tersebut dan memutuskan untuk memeriksakannya ke dokter.
Menurut definisi para dokter yang tergabung dalam penilitian tersebut menyebutkan bahwa penyebab pembengkakan pada tenggorokan remaja tersebut di karenakan dari rokok elektrik atau vaping adalah logis sekali. Dr Kathleen Ferrer, yang juga merupakan penulis senior dalam studi ini mengatakan bahwa kemungkinan remaja ini mengalami epiglottitis subakut, merupakan suatu kondisi yang bisa saja mengancam keselamatan jiwa.
Beliau berkata :”Kasus yang tidak biasa ini menambah daftar efek buruk yang semakin meningkat disebabkan oleh vaping,” katanya kepada wartawan.